assalamu alaikum
welcome to irsanjufri's blogs
selamat mengenal saya lewat tulisan-tulisan saya...!

Minggu, 16 Januari 2011

takdir

Pagi tadi...sepulang dari kerja.ops... jangan kaget kalo masih pagi udah pulang kerja karena aku emang pekerja malam yaitu seorang bartender disebuah club malam.makanya pulangnya waktu subuh.Aku beserta tiga orang temanku yaitu Adrian,Adi dan Pardi singgah untuk sarapan disebuah warung yang menyediakan berbagai macam menu sarapan pagi.Kebetulan pagi itu hujan lagi turun dan tak ada tanda-tanda akan berhenti.Jadi sambil menunggu hujan reda,aku masih asik dengan nasi kuningku dan kedua temanku yaitu adi dan adrian lagi asik dengan peredebatan yang semakin lama semakin panas saja.Seakan tak lagi menghiraukan hidangan yang hanya sesekali tersuap kemulut yang terus berbicara.Sesekali aku dan pardi hanya mendengar dan tersenyum tipis melihat keasikan perdebatan mereka.Entah kenapa tiba-tiba aku terpacing untuk ikut berkomentar dalam sesi perdebatan mereka.Dan malapetalka buatku karena tiba-tiba mereka berdua menolehku dan langsung mengajukan pertanyaan tanda perdebatan yang lebih panas akan berkibar.Karena ego dan merasa beban moral yang ada di pundakku sdalah sebagai seorang mahasiswa maka aku menantang mereka dengan jawaban yang lantang dan penuh keyakinan kalau aku lebih benar.Dan pertanyaan mereka waktu adalah TAKDIR bisa diubah atau tidak.???
Aku menjawab: takdir adalah sesuatu yang tak bisa dirubah karena itu adalah suatu ketentuan dan ketetapan Allh.Sementara mereka meyakini kalau takdir itu bisa diubah karena kata mereka: takdir itu ada dua macam yaitu : yang bisa diubah dan tak bisa diubah.yang tak bisa diubah itu ialah masa lalu dan bisa diubah adalah masa depan.
Aku masih setia pada pendapatku yaitu takdir tetap tak bisa dirubah lalu mereka mematahkan pendaptku ini dengan membawa firman Allah yang berisi "Allah tidak akan bisa merubah suatu kaum jika kaum itu tidak merubah dirinya sendiri".Sebenarnya disini aku sudah merasa kalah tapi kerena ego aku tetap merasa benar dan mereka juga tetap merasa benar akhirnya hujan reda dan perdebatan ini ditutup dengan sebuah kesimpulan yaitu kebenaran hanya Allah.titik.
Tapi aku merasa tidak puas karena biar bagaimanapun aku tetap yakin ketentuan Allah(TAKDIR)takkan pernah bisa dirubah oleh siapapun juga.Akhirnya ini memotivasi saya untuk mencari jawabannnya dari berbagai sumber.Dan tenyata sebuah kata yang bisa membantah firman Allah tadi adalah NASIB.
yah..... kenapa akau tidak memikirkan dari tadi kalau ternyata takdir dan nasib itu berbeda defenisinya.....seharusnya dari tadi aku bisa membantah takdir tak bisa dirubah tapi yang bisa dirubah adalah nasib.

Inilah dua jawaban ternbaik yang saya dapat :
1)Saya percaya ada Takdir dan ada Nasib.
Namun bukan untuk kita menjadi orang yang pesimis.
Tapi bukti keberadaan Sang Pencipta dan bukti bahwa hidup ini penuh dengan pilihan.
Takdir mutlak adalah hak dari Sang Pencipta, namun Nasib adalah pilihan hidup manusia.
Lahir dan Mati adalah takdir manusia yg tidak bisa disangkal oleh mahluk manapun, dan menjadi Laki-Laki serta Perempuan adalah Takdir! jadi berubah kelamin adalah merubah Takdir Tuhan!
Jadi kaya, miskin, bodoh, pintar, menjadi orang baik atau jahat adalah nasib! nasib bukanlah sesuatu yg mutlak namun pilihan, jadi manusia mempunyai hak untuk memilih. Jadi jangan salahkan Tuhan kenapa kita kaya atau miskin, kenapa kita pintar atau bodoh, atau kenapa kita baik atau jahat, itu pilihan hidupmu.
Bagaikan permainan catur, Takdir adalah Catur Hitam, Catur Putih, cara jalannya Raja, Ratu, Benteng, Kuda dll, semua sdh ditentukan tak bisa dilanggar!
Namun lama atau cepatnya permainan catur itu atau kalah-menangnya permainan itu adalah pilihan atau adalah Nasib, ada mutlak di tangan para pemain.
Tuhan yg Maha Adil sudah menetapkan Takdir sebagai aturan main, namun bagaimana kita hidup adalah pilihan kita, namun hasil akhir kita sendiri yang menanggung hasil dari pilihan kita, walaupun Tuhan sudah tau akhir dari setiap cerita.

2)bukan takdir dan nasib kali ya..mungkin Qadha dan Qadar...
Qadar itu ketentuan sebelum terjadi sering disebut takdir.. sedangkan Qadha itu ketentuan yang sudah terjadi atau sinonim dengan nasib...

misalkan Qadar itu ditentukan dipersimpangan ada Qadar A dan Qadar B, nah pas milih Qadar A dan menjalaninya maka Qadar A jadi Qadha..

Kata qadar berarti ukuran (miqdar), dan taqdir (takdir) yaitu ukuran sesuatu dan menjadikannya pada ukuran tertentu, atau menciptakan sesuatu dengan ukurannya yang ditentukan. Sedangkan kata qadha berarti menuntaskan dan memutuskan sesuatu, yang di dalamnya menyiratkan semacam unsur konvensi. Terkadang dua kata ini digunakan secara sinonim yang berarti nasib.Maksud dari takdir Ilahi yaitu bahwa Allah swt. telah menciptakan segala sesuatu serta telah menetapkan kadar dan ukurannya masing-masing dari segi kuantitas, kualitas, ruang dan waktu. Dan hal ini dapat teralisasi di dalam rangkaian sebab-sebab.Sedangkan yang dimaksud qadha Ilahi adalah menyam-paikan sesuatu kepada tahap kepastian wujudnya, setelah terpenuhinya sebab-sebab dan syarat-syarat sesuatu itu. Berdasarkan maksud ini, tahap takdir itu lebih dahulu dari tahap qadha’, karena di dalam takdir terdapat beberapa tahap gradual dan syarat-syarat yang jauh, tengah dan dekat. Dan takdir ini dapat mengalami perubahan dengan berubahnya sebagian sebab dan syaratnya.

Kaum mukmin yang meyakini bahwa setiap kejadian tidak bisa lepas dari kehendak Allah Yang Bijak, dan semua kejadian itu bersumber dari takdir dan qadha’ Ilahi, ia tidak akan merasa takut menghadapi peristiwa yang menyakitkan. Ia tidak akan pernah berputus asa. Ketika ia merasa yakin bahwa kejadian-kejadian itu merupakan bagian dari tatanan alam Ilahi Yang Bijak, pasti akan terwujud sesuai dengan kemaslahatan dan kebijaksanaan, maka ia akan menerimanya dengan lapang dada. Karena dengan jalan ini seorang mukmin akan sampai kepada sifat-sifat yang terpuji seperti: sabar, tawakal, ridha, dan sebagainya.

Demikian pula hati seorang mukmin tidak akan terkait dan tidak akan tertipu oleh dunia, dan tidak akan bangga dengan kesenangannya. Ia tidak akan tertimpa penyakit sombong. Dan ia tidak akan menjadikan nikmat Ilahi sebagai sarana untuk mencapai status sosial.

Allah swt. menyinggung manfaat-manfaat besar ini melalui ayat-Nya:

“Tidak ada suatu bencana apa pun yang menimpa di muka bumi ini dan tidak pula pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab lauh mahfuz, sebelum Kami menciptakannya.Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang demikian itu agar kalian tidak berduka cita dari apa yang lepas dari diri kalian dan supaya kalian jangan terlalu bergembira terhadap apa yang diberikan-Nya terhadap kalian dan Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Qs. Al-Hadid: 22-23).

Sehingga sangat masuk akal jika dengan percaya Qada dan Qadar, manusia akan menemui kesuksesan, karena ketika dia dalam kondisi di bawah maka ia takkan pernah putus asa, dan ketika dia di posisi atas, maka ia pun takkan menjadi kufur atau sombong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar